Ce Fiksi Kehidupan: Kabur | Celoteh tentang seorang lalaki kecil belajar menempuh hidup

Sabtu, 03 Mei 2008

Kabur

HPku berbunyi nyaring. Sigap kuangkat.

"Halo... sore ini keluar rumah ga?" suara lembut muncul dari sebrang sana.
"Aku mau ke Puncak. Pengen nyepi di kebun teh tar malem. Otakku cape banget oleh kerjaan."
"Waduh, aku mau ikut numpang di tempatmu tar malam."

Aku diam sejenak, "hmmm.. gimana sih. Apa mau ikut ke gunung?"
"Boleh, lah. Aku lagi ga mau pulang malam ini."
"Lho, kenapa?"
"Pokoknya aku mau ngabur dari rumah. terserah kamu mau dibawa kemana?"
"Anak-anak gimana?"
"Biarin aja lah, ada bapaknya inih. Pokoknya aku ikut kamu."
"Ok, tar kau telpon lagi ya.."

Klik. HP kututup.
Kenapa sih orang sering melupakan miliknya yang paling berharga hanya karena sebuah problem yang mungkin tak terlalu berat?

Klek. HP kubuka.
Kulepas baterai dan kartunya...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

melu lah...mumet koh..kepengin reppresing..nggolet hiburan. nang kene mumet bae...ora teyeng obah kok di plototin bae....dadi satame stanby kiye patlikur jam..