Ce Fiksi Kehidupan | Celoteh tentang seorang lalaki kecil belajar menempuh hidup

Sabtu, 05 Juli 2008

Akhirnya


Setelah melalui penantian panjang, akhirnya domain yang sekian lama saya harapkan bisa saya dapatkan. Berat memang untuk menutup blog yang telah sekian lama menjadi curahan isi kepala. Tapi demi efisiensi ketika waktu sudah semakin sempit untuk terus mengurus berbagai blog, saya putuskan untuk menyatukan semuanya di bawah satu atap.
Terima kasih atas segalanya disini.

Saya tunggu di rumah maya saya yang baru.
Rawins.com
Terima kasih.

Senin, 12 Mei 2008

Esia

"Mas, beli esia dong." pinta suara di seberang telepon.
"Buat apa sih, nomer HPku sudah segini banyak. Kayak konter aja," aku berkilah.
"Kan murah buat nelpon lokal."
"Kan sudah ada flexi?"
"Kan nomerku esia, mas.."

Lho, apa hubungannya? pikirku. Tapi entahlah, pas beli pulsa di konter, aku beli juga perdana esia. Murah inih, pikirku. Setelah pasang RUIM, aku telepon teman aku itu. Nih, nomerku...

Beberapa waktu berselang, teman belum berubah juga. Tetap saja pada kebiasaan SMS atau miskol seperti biasanya. Penasaran, aku telpon dia.

"Hoi, aku kan sudah beli esia. Ngapain masih SMS juga. Masih pakai acara ngadat segala kalau telat balas. Sudah tahu aku sibuk belakangan ini."

Yang ditanya malah nyengir, "maksudnya kan biar mas murah kalo nelpon aku..."

"Huuu, mau mahal atau murah kan pulsa-pulsa aku. Ngapain kamu yang pusing. Emangnya kamu yang beliin pulsa?"

"Ga gitu, mas. Maksudnya biar pulsa mas ga cepet abis. Biar nelponnya ga sebentar-sebentar doang.."

Hmmm....

Minggu, 04 Mei 2008

Ganti Casing

"Ayaaaah, HPnya baru ya..?"
"Engga, emang kenapa, mas?"
"Kok jadi bagus, engga kayak kemarin. Jelek."
"Kan sudah diganti casingnya>"
"Kalau diganti casing, jadi bagus ya, yah?"
"Iya, sayang. Kenapa?"

Yang ditanya malah sejenak. "Yah, kenapa ibu engga diganti casingnya biar bagus. Adi kan pengen ibu yang baik, ga suka marah-marah, ga suka pergi-pergi terus, yang sayang..."

"Sssst..." kututup bibir mungilnya dengan telunjuk. "Engga boleh bilang kaya gitu sayang. Ibumu bukan HP. Ga bisa diganti casingnya."

"Ya, ganti HP sekalian aja, Yah..."

Sabtu, 03 Mei 2008

Kabur

HPku berbunyi nyaring. Sigap kuangkat.

"Halo... sore ini keluar rumah ga?" suara lembut muncul dari sebrang sana.
"Aku mau ke Puncak. Pengen nyepi di kebun teh tar malem. Otakku cape banget oleh kerjaan."
"Waduh, aku mau ikut numpang di tempatmu tar malam."

Aku diam sejenak, "hmmm.. gimana sih. Apa mau ikut ke gunung?"
"Boleh, lah. Aku lagi ga mau pulang malam ini."
"Lho, kenapa?"
"Pokoknya aku mau ngabur dari rumah. terserah kamu mau dibawa kemana?"
"Anak-anak gimana?"
"Biarin aja lah, ada bapaknya inih. Pokoknya aku ikut kamu."
"Ok, tar kau telpon lagi ya.."

Klik. HP kututup.
Kenapa sih orang sering melupakan miliknya yang paling berharga hanya karena sebuah problem yang mungkin tak terlalu berat?

Klek. HP kubuka.
Kulepas baterai dan kartunya...

Senin, 28 April 2008

Hidupku di atas Pesawat

Orang jawa bilang hidup sekedar "mampir ngombe", tapi buatku hidup lebih mirip naik pesawat. Aku harus berusaha sekuat tenaga untuk bayar tiket, aku bisa pilih pesawat yang akan kugunakan. Tapi setelah lepas landas, aku tak mungkin bisa meyakini akan sampai tujuan atau tidak.

Siapa yang bisa memastikan pilot tidak serangan jantung mendadak atau pesawat disandera pembajak. Siapa yang menjamin tidak ada teroris menembak jatuh pesawat atau teknisi lupa mengencangkan baut roda.

Apa yang bisa aku lakukan, saat ditengah penerbangan, tiba-tiba pilot mengumumkan bahwa 1 dari 4 mesin pesawat mengalami kerusakan dan pesawat akan mengalami keterlambatan sampai di bandara selama 15 menit.

Tak lama kemudian pengumuman ke-2 menyampaikan bahwa mesin ke-2 juga mengalami kerusakan pesawat akan terlambat 30 menit. Lalu pengumuman ketiga terdengar. Kali ini mesin ke-3 juga mengalami kerusakan. Sekali lagi pilot mengharapkan penumpang tetap tenang karena pesawat akan mengalami keterlambatan sampai di bandara selama 1 jam.

Tak mungkin aku berbuat apa-apa selain tawakal dan menerima kenyataan. Tapi aku tetap manusia. Salahkah bila aku mengumpat..?

"Pesawat sialan..!! Kalau mesin keempat mati juga, bisa semalaman aku di atas sini."